SEJARAH PEKON GUNUNG TIGA
Sejarah Terbentuknya Pekon Gunung Tiga berawal dari dua pasangan suami istri yang menghuni daerah Gunung Tiga sekarang yaitu pada tahun 1943. Pasangan suami istri tersebut adalah Andiya dengan istrinya Janawi,dan Jamsari istrinya Sukati.
Pada waktu itu, untuk menghidupi keluarganya dua keluarga tersebut melakukan ngelodong dengan istilah sunda yang artinya menyadap gula aren atau dengkaleng. Ketika mulai menyadap bunga aren satu batang lodong (alat dari bambu untuk menampung air nira yang di sadap) tiga ruas yang digunakan tidak seberapa lama sudah penuh dengan lahang (air yang keluar dari sadapan), setelah lodong pertama penuh kemudian diganti dengan lodong kedua, karena dalam waktu sebentar lodong kedua sudah penuh juga, maka di ganti lagi dengan lodong ketiga lodong tersebut penuh dengan satu kali sadapan. Setelah air aren tersebut di sadap maka untuk menjadi gula aren harus di masak terlebih dahulu. Untuk memproses air nira tersebut bisa menjadi gula maka harus di perlukan tungku dan tungku belanga besar.Tungku Tersebut dari tanah yang di buat seperi gunung yang di lobangi untuk memasuki kayu bakar. Satu tungku hanya bisa memuat satu lodong, karena lodongnya ada tiga maka tungkunyapun di buat menjadi tiga buah untuk memasak satu kali sadap gunungan tungku tiga buah tersebut yang di pakai sebagal asal mula munculnya nama Pekon Gunung Tiga Terlahir.
Pada Tahun 2007 Pekon Gunung Tiga resmi di bentuk sebagai pekon yang layak menjalankan pemerintahan sendiri yang di prakasai oleh bapak Ustd. H. Junaedi AR. Bc,Hk. Kemudian diresmikan oleh Bupati Tanggamus yaitu Bapak H Fauzan Sya’ie pada Tanggal 12 Februari 2007 berdasarkan PERDA Kab. Tanggamus Nomor 11 Tahun 2006.